DEMAM BERDARAH DENGUE DITINJAU DARI ASPEK IKLIM


Penulis : 

Dr. Masrizal, SKM., M. Biomed.  

Mutiara Aisyah, SKM 

 

 

ISBN: (Sementara proses) 

 

 

Desain Sampul dan Tata Letak:  

Sulaiman 

 

Penerbit : 

Mitra Ilmu 

 

Ukuran : 

23 x 15 cm (Standar UNESCO) 

 

Kantor:  

Jl. Kesatuan 3 No. 11 Kelurahan Maccini Parang 

Kecamatan Makassar Kota Makassar 

Hp. 0813-4234-5219/081340021801 

Email : mitrailmua@gmail.com  

Website : www.mitrailmumakassar.com 

Anggota IKAPI Nomor: 041/SSL/2022 

 

Cetakan pertama: September 2023 


SINOPSIS 

 

 

Demam  Berdarah  Dengue  (DBD)  merupakan  salah  satu 

penyakit  yang  menimbulkan  masalah  kesehatan  masyarakat  di 

Indonesia  dan  sering  menimbulkan  suatu  kejadian  luar  biasa 

dengan tingkat kematian yang tinggi. Penyakit DBD pertama kali 

ditemukan  di  Manila  Filipina  pada  tahun  1953  dan  selanjutnya 

menyebar ke berbagai negara. World Health Organization (WHO) 

mengatakan Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit 

menular yang sering terjadi pada wilayah daerah yang tropis dan 

subtropis. 

  Angka kejadian DBD di Indonesia dalam beberapa tahun 

terakhir  sedikit  mengalami  penurunan  di  tahun  2019  ditemukan 

jumlah  kasus  sebanyak  138.127  kasus  dan  turun  di  tahun  2021 

menjadi  71.044  kasus.  Dan  tahun  2022  mengalami  peningkatan 

kasus DBD ditemukan jumlah kasus 131.265 kasus. Tak hanya itu, 

salah satu kota besar di Indonesia seperti Provinsi Sumatera Utara 

dengan Ibukota Medan merupakan kota dengan angka kasus DBD 

yang  cukup  tinggi.  Berdasarkan  Data  Dinas  Kesehatan  Kota 

Medan,  pada  tahun  2018  terdapat  1490  kasus,  pada  tahun  2019 

mengalami peningkatan kejadian DBD yaitu terdapat 1068 kasus, 

pada tahun 2020 mengalami penurunan yaitu terdapat 441 kasus, 

pada tahun 2021 mengalami  peningkatan kembali  yaitu terdapat   

651 kasus  DBD, dan pada tahun 2022 terjadi peningkatan pesat 

yaitu terdapat 2262 kasus. 

  Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan dan 

penyebaran kasus DBD yaitu faktor host, lingkungan terdiri atas 

kondisi  geografi  (cuaca  dan  iklim)  dan  kondisi  demografi 

(kepadatan  penduduk,  mobilitas,  perilaku  masyarakat  dan  sosial 

ekonomi  penduduk),  dan  agent.  Kondisi  iklim  (suhu  dan  curah 

hujan) di Kota Medan kondusif bagi perkembanganbiak nyamuk 

dan  meningkatkan  kepadatan  tropis.  Sehingga  dapat  dikatakan 

bahwa Kota Medan termasuk suhu ideal untuk transmisi DBD dan 

daerah yang endemik penyakit DBD.