AJARAN MULIA KERUKUNAN BERAGAMA SEKOLAH MINGGU BUDDHA DHAMMA KUMARA
Penulis :
Wahid Syafi’i
Editor :
Wahid Syafi’i
ISBN: (Sementara proses)
Desain Sampul dan Tata Letak:
Sulaiman
Penerbit :
Mitra Ilmu
Ukuran :
23 x 15 cm (Standar UNESCO)
Kantor:
Jl. Kesatuan 3 No. 11 Kelurahan Maccini Parang
Kecamatan Makassar Kota Makassar
Hp. 0813-4234-5219/081340021801
Email : mitrailmua@gmail.com
Website : www.mitrailmumakassar.com
Anggota IKAPI Nomor: 041/SSL/2022
Cetakan pertama: September 2023
SINOPSIS
Guru Agung Buddha mengajarkan ajaran mulia
Ehipassiko dengan makna "datang dan buktikan" ajaran-Nya,
bukan "datang dan percaya". Dasar pengajaran Ehipassiko ini
adalah salah satu ajaran yang penting dalam agama Buddha.
Maka tidak berlebihan jika penulis mengajak membuktikan
sendiri ajaran mulia kerukunan beragama agama Buddha yang
terinterpretasi di Sekolah Minggu Buddha Dhamma Kumara.
Pembinaan kerukunan beragama di Sekolah Minggu
Buddha Dhamma Kumara memiliki murid tidak hanya berasal
dari agama Buddha. Interaksi sosial keagamaan di Sekolah
Minggu Buddha Dhamma Kumara dengan agama non Buddha
juga di lakukan dengan tujuan penanaman kerukunan antar
umat beragama. Hal tersebut justru bisa menjadikan hidup
rukun dan beragama secara inklusif, walaupun banyak
perbedaan di internal dan eksternalnya, serta adanya hubungan
sesama umat beragama yang di landasi toleransi, saling
pengertian, saling menghormati, menghargai kesetaraan dalam
pengamalan ajaran agamanya dan kerja sama dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945.
Sudah selayaknya buku ini menjadi pijakan bagi
pemerhati studi agama-agama Indonesia untuk mengetahui
tentang apa dan bagaimana sebenarnya ajaran mulia kerukunan
beragama dalam agama Buddha. Maka dari itu buku ini disusun
dengan tujuan menjawab kegelisahan tersebut.
“Semoga semua makhluk hidup berbahagia”